Sunday, July 14, 2013

Cerita Konyol Gue 15 Tahun Silam


15 tahun silam, bareng keluarga, gue mendarat di Schwechat: Bandara Internasional di Austria. Perjalanan ini merupakan kali pertama gue menginjak negeri orang. Luckily for me, gue berangkat bareng keluarga (secara saat itu usia gue masih tujuh tahun dan sama sekali belum bisa bahasa Jerman. Inggris aja bahkan nggak bisa).

Baru berusia semua itu, gue udah diberkahi oleh cuaca dibawah nol derajat celsius. Sebetulnya bukan suhunya yang gue banggakan, tapi saljunya; dingin, menggigil, yet very beautiful. Satu keluarga ini bisa mendarat di negeri ketiga paling indah sedunia ini berkat usaha nyokap gue sampai keterima di IAEA, PBB.

Dari Schwechat kita langsung check-in di sebuah hotel (gue lupa apa namanya) di ibu kotanya, Vienna. Perjalanan dari bandara ke Vienna sekitar dua jam.

Lo harus tau, Vienna adalah kota yang sangat elok, banyak pohon, bermacam seni (contohnya kalau lo ke Stephansplatz -- distrik 1 -- lo bakal melihat breakdance dari orang-orang Brasil, permainan Diabolo, orang-orang berpura-pura jadi patung), jumlah populasi turis yang sangat tinggi, dan masih banyak lagi yang selebihnya bakal gue post di lain waktu).

Penginapan kita nggak jauh dari Alte Danau; danau luas yang sering dilewatin orang pas udah beku saat musim salju. Tapi harus hati-hati, kalau nggak salah, gue pernah dengar ada yang meninggal diatas danau itu akibat bermain ice skating.

Huh, nggak ingat gue nama hotelnya apa, tapi yang pasti gue ingat adalah gue cinta mati sama telur rebus yang mereka saji tiap pagi buat sarapan. Kita cuma stay beberapa hari disini, sebelum setelah itu pindah ke distrik 3 untuk mencari apartment yang udah dibooking sama nyokap gue. Apartment ini berlokasi di Landstrasse.

Daerah ini lumayan strategis, banyak tempat belanja yang jadi doyanan nyokap, transportasi umum yang mudah terjangkau, toko-toko mainan yang lumayan murah. Oh dan ada rental film juga (yang membuat gue terkejut karena ada bagian khusus penyewaan film-film porno hahaha). Apa lagi ya? Ada toko barang bekas juga (hobi bokap gue), wisata kuliner, dan lain-lainnya. See for yourself, someday :)

Kalau nggak salah di Minggu kedua gue udah masuk sekolah, kelas 2 SD. Sebenarnya gue udah tamat 2 SD sebelum berangkat kesini. Bukan karena gue veteran, tapi tampaknya sistem pendidikan disini berbeda. Rata-rata emang pada belum naik ke kelas tiga yang seumuran sama gue.

Anyways, ditengah benua Eropa inilah gue dibesarkan, mengenal arti pertemanan dan kehidupan. Suka dan duka, winter until summer, gendut sampai kurus, dari rapper sampai jadi rocker, yang dulunya pemain basket beralih jadi pemain rugby. Vienna, kota yang begitu berkesan dalam hidup gue. Kota dimana gue:
  • Pertama kali belajar gitar, 
  • Belajar bahasa Inggris & Jerman,
  • Belajar cara menulis puisi,
  • Menggunakan puisi itu untuk mendekati cewek,
  • Mengalami penolakan dari cewek setelah nunjukkin puisi itu,
  • Menulis latin (huruf sambung),
  • Selesai Iqra lalu mulai Qur'an,
  • Pertama kali belajar kimia, Fisika, dan sejenisnya,
  • Pertama kali bermain rugby (nggak ada duanya),
  • Pertama kali ditackle sampai kolor gue melorot,
  • Belajar skateboard,
  • Belajar basket,
  • Belajar mengikat tali sepatu,
  • Belajar cara cebok (okay jijik, tapi true story),
  • dan lain-lainnya. 
Out of so many things, Vienna membuat gue...
  • Diakui pertama kalinya sebagai “man of the match” dalam pertandingan futsal waktu kelas 4 SD,
  • Dikenal sebagai murid pertama yang membentuk band rock diangkatan gue,
  • Dan kemudian dikenal sebagai gitaris termuda di acara sekolah gue yang bernama VIS Rocks,
  • Dekat sama cewek blasteran (0.5 Perancis 0.5 Inggris)
  • Menemukan kekasih pertama gue (sekarang mantan),
  • Pertama kali dipanggil "Eddie",
  • Dirampok tapi berhasil kabur,
  • Pertama kali snowball fight dan bikin snowman, lalu dihancurkan sama teman gue,
  • Pertama kali makan babi (nggak sengaja kemudian penasaran pengen lagi),
  • Pertama kali gue naksir sama guru olah raga gue Ms. Allison,
  • dan lain-lainnya. 
Vienna membekas memori yang begitu melekat dalam otak gue. 8 tahun disini benar-benar sebuah petualangan. Gue ingat banget, waktu kelas 4SD, gue dan teman gue nangis gara-gara nggak dijemput sama abang gue. Waktu itu gue pikir gue hilang didaerah yang jauh dari rumah gue, ternyata cuma 10 menit-an dari tempat gue.

Selain itu, ada cerita romantis. Gue pernah pedekate sama cewek dari sekolah lain, dari Vienna Christian School (VCS), namanya Kimberly. Panggilannya “Kim”. Sehabis nongkrong dijalan pulang, Kim minta dipegang tangannya (sambil senyum-senyum malu gue ingat banget). Tapi tebak apa yang ada dipikiran gue waktu itu.... Gue pikir dia minta makanan yang lagi gue bawa, yang barusan kita beli bareng. So, instead of giving her my hands, I gave her our food. Gue akhirnya sadar kalau gue tolol setelah Kim curhat sama temannya dan temannya cerita ke gue.

Dari kehidupan di sekolah dan diluar sekolah, semuanya jadi indah. Had a real good time with my family and friends. Ini baru part satu cerita konyol gue di Vienna, selanjutnya bakal tetap gue post. Keep "walk the blog".

No comments:

Post a Comment