Wednesday, July 17, 2013

Oh Timberland, After All These Years


Malam ini gue ngetweet "It's disastrous! Thank god everything has been well swept. I am not happy for tonight's rain". Mungkin yang cuma baca dan nggak tau situasi gue saat ini bakal bingung. Maksudnya apa?

Jadi begini, malam ini hujan deras banget. Untungnya, atap rumah gue fine-fine aja, nggak bocor atau apa. Cuma, beberapa hari yang lalu, orang tua gue manggil tukang untuk memperbaiki saluran air dari keran yang ada didalam dan diluar rumah. Ternyata, nggak semua orang itu melakukan kerjaannya sampai tuntas. Maksud gue, kalau kerjaan mereka tuntas, nggak mungkin gue menulis celotehan ini.

Dari jam 19.00 sampai 21.00, kami, satu keluarga, membersihkan rumah akibat saluran air yang mampet dan air hujan yang tersebar kemana-mana. Malam ini, rumah gue banjir!

Nyokap udah mulai panik, dan dirumah cuma ada gue dan abang gue. Bokap dan abang gue yang satu lagi belum pulang. Untungnya, nggak lama kemudian, bokap pulang dan bareng-bareng kami mengusir semua air hujan yang masuk ke dalam rumah.

It wasn't hard for us, walaupun biasanya kami semua bakal panik, tapi nggak buat kali ini Nggak tau ada angin apa, tapi semuanya santai dan menikmati keadaan basah ini. Bulan puasa dan rumah banjir, how anymore worse could this be? Only god knows, so just let it be.

Tanpa berpikir dua kali kami semua bergegas menghilangkan air hujan. Ada yang masuk ke kamar abang gue, kamar gue, ke gudang dibelakang, dan sebagian lainnya masuk ke ruang tamu (celakanya membasahi stopkontak yang ada diruang tamu). Celakanya lagi, listrik tiba-tiba mati. Nyokap kemudian nanya ke abang gue, "dek, kamu matiin listriknya ya?", ternyata mati karena air hujannya udah berhasil merampas tenaga listrik dirumah.

Gue dapat bagian gudang yang ada dibelakang. Udah hampir dua jam, dan sampai detik ini nggak ada yang panik (ya paling cuma sekali-dua kali gue sedikit panik karena bokap masukin tangannya ke lobang air yang kotor dan memegang barang-barang dirumah tanpa mencuci tangannya terlebih dahulu).

Entah kenapa, semuanya kami nikmati. Pas gue bersih-bersih gudang dibelakang, gue nemu artefak! Model sepatu boot (sepatu Timberland yang sering gue pakai sewaktu masih di Vienna) yang gue buat dari clay atau tanah liat. Wow, this is my history. Waktu kemudian berputar... Ingatan kembali pada waktu dimana gue masih kelas 5 SD di Vienna International School. Guru kelas Seni Rupa gue menyuruh kami semua untuk membuat sebuah profil dalam bentuk clay. Begitulah tugas kami, dan gue buat sepatu ini karena gue cinta sama musim salju (dan juga karena gue selalu memakai boots ini saat musim salju).

Pesan gue dalam cerita ini adalah, disaat keadaan itu buruk atau cenderung membuat orang-orang panik, don't be, just be cool. Nikmatin aja, karena semua bakal beres dengan lebih cepat kalau kita nikmatin, dalam hal apapun itu. Hasilnya, we could stumble upon many things unexpected. Dan itu sangat menarik.

No comments:

Post a Comment