Sunday, July 21, 2013

Jejak Langkah Sate Padang Menjadi Tongseng

Populasi stasiun Mampang, ayo tebak gue di sebelah mana?

Hari Rabu kemarin, tepatnya di sore hari sehabis gue tidur siang, gue terima sebuah e-mail dari sica@wego.com yang menyatakan bahwa gue terpilih sebagai salah satu kandidat program magang Wego Indonesia (www.wego.co.id). Wego adalah perusahaan informasi teknologi yang bergerak didalam scope travelling, domestik dan manca negara.

Awalnya, gue pikir e-mail ini sama kaya email-email lainnya yang perlu gue unsubscribe atau yang pantas gue pindah ke spam folders. But no, e-mail ini bagaikan sedaun pohon pisang berbentuk piring Sate Padang; makanan buka puasa yang paling bisa bikin gue tersenyum ala the Jocker :)

Sica adalah salah satu editors Wego Indonesia yang membawa kebahagiaan disaat mata gue masih terlihat sipit.

Meskipun baru diloloskan sebagai kandidat dan belum secara resmi dinyatakan lolos sebagai intern, seenggaknya gue nggak perlu lagi mikirin, "hm, kirim CV kemana lagi ya buat magang liburan ini"... karena itulah kesibukan gue belakangan ini selain menyiapkan judul skripsi. Sekarang gue cukup mempersiapkan tahap kedua biar resmi jadi intern.

Sama Sica gue dikasih 2 pilihan hari wawancara; Kamis atau lusa. Seluruh sesi wawancara dilaksanakan mulai pukul 09:00 - 14.00.

Setelah bermondar-mandir ke kamar abang gue buat nanya-nanya hari apa sebaiknya gue diwawancara, gue langsung memilih hari Kamis jam 10.00 teng setelah abang gue bilang, "you snooze, you lose". Which, in some ways, I thought was very motivating.

Malamnya buat mastiin supaya wawancara besok lancar, gue mulai menelusuri beberapa contoh pertanyaan yang sekiranya bakal ditanyakan sama staff Wego Indonesia. Dari sekian banyaknya pertanyaan (yang ujungnya membuat gue tidur terlelap), gue highlight 5 pertanyaan yang menurut gue penting buat dipahami:
  1. Mengapa kamu memilih untuk magang disini? 
  2. Seandainya kamu diberikan tugas yang nggak kamu sukai, apa yang akan kamu lakukan? 
  3. Bagaimana kamu memandang diri kamu saat ini? Disiplin, perfeksionis, keras kepala, atau gimana? 
  4. Apakah kamu memiliki inisiatif? Ceritakan satu inisiatif yang telah kamu ambil. 
  5. Siapakah peran yang paling berpengaruh dalam kehidupanmu?
Sedikit banyak, itulah yang gue save dan namakan, "Contoh Pertanyaan Interview.doc" di otak gue sebelum tidur.

Paginya, beberapa jam sebelum waktunya gue harus berangkat, gue mencoba menjawab 5 pertanyaan itu (dikamar, terkunci, dan cermin) supaya gue yakin kalau gue akan bisa menjawab pertanyaan wawancara nanti.

Pukul 08.00, gue berangkat ke stasiun kereta api Serpong. Dan kemudian terperangkap dalam tradisi setiap orang yang berada didalam kereta pagi yaitu, berdiri selama perjalanan ke Tanah Abang karena penuh dengan populasi Jakarta yang udah kelewat batas wajar, turun dan ganti kereta menuju Sudirman, dan tiba di halte Depkes dari Dukuh Atas dengan tampang lesu.

Disinilah kantor Wego Indonesia, daerah Rasuna Said; daerah macet, daerah masyarakat terburu-buru, daerah "time is money", daerah rush-hour, daerah "survival of the fittest", daerah modern dan metropolitan.

Tepatnya didalam Menara Palma; gedung tinggi berkaca biru terang, yang terancang dengan sangat modern, gue masuk untuk pertama kalinya...

Menara Palma Pukul 09.30

Sejenak gue duduk di lobby lantai dasar sembari menikmati beberapa waktu sebelum sesi wawancara (dan juga sambil mengingat-ingat 5 pertanyaan yang gue pelajari tadi pagi -- kali ini tanpa cermin).

"Saya ada wawancara jam 10.00 di kantor Wego", begitu kata gue ke salah satu petugas disana yang memiliki kartu untuk masuk ke area lift. 2 ... 3 ... 4 ... 5 ... 6 ... 7 ... 8 ... 9 ... 10: Lantai office Wego Indonesia.

Dua kata yang dapat menggambarkan office Wego Indonesia: Wow, sweeet! Asli, pewe banget. Gue langsung teringat sama office-office yang suka gue lihat sewaktu masih di Jogja (buat lo yang tertarik melihat foto-foto perusahaan raksasa diluar negeri yang nggak jauh bedanya sama playground anak-anak, you better visit www.officesnapshots.com).

"Mau ketemu sama siapa, mas?"
"Saya ada jadwal wawancara magang disini, pak" 
"Dengan siapa, mas?"
"Em, kalau bukan ka Carla, ka Sica, pak" 
"Ok tunggu disini bentar ya, duduk aja."

Sambil menunggu, gue mulai memandang desain interior seputar office ini yang dirancang se-lay-low mungkin, yang begitu menggiurkan, sambil memegang salah satu majalah yang tergeletak diatas meja lobby Wego. (Mangap mode: ON!)

Satu hal yang bikin gue surprised pagi itu, ternyata Wego Indonesia membangun kerjasama dengan Valadoo.com, juga sebuah situs travel di Indonesia. Lo harus lihat, websitenya top.

Anyways, kembali pada muka normal (which is, berhenti pasang muka nora, atau seenggaknya mingkem) gue lupa majalah apa yang gue baca, yang gue ingat adalah itu majalah dari Bali yang memamerkan hotel-hotel rekreasi disana. Oh dear, when will I be seeing Bali again? Serentak pikiran gue kembali melayang pada masa SMA dimana, bareng teman-teman, gue menginap di Hotel Risata Bali selama satu Minggu.

Bali itu nggak ada duanya di Indonesia. Kota paling seksi. Kenangan paling keren yang masih membentuk memori dibenak gue adalah ketika gue dikerjain sama teman gue sampai gue diajak tampil sama band di SC Bar (bar yang terletak didekat monumen bom Bali).

Gue adalah seorang pemalu, tapi entah kenapa gue merasa pede banget waktu memainkan Don't Look Back in Anger-nya Oasis! Gokilnya lagi, they gave me an applause, a big one! Hahaha how I missed the old days...

"Puasa nggak, mas?", wah kaget gue. Daydream gue dipotong sama FO Wego yang menawarkan gue segelas plastik Aqua.

"Puasa pak, makasih", dengan senyum (supaya nggak kelihatan bego kenapa tiba-tiba nih orang kaget).

Nggak lama kemudian, Sica memanggil gue buat melaksanakan sesi wawancara. *This is when you do the drum roll*

Pertanyaan-pertanyaannya sangat sederhana, tapi menarik, dan gue rasa emang udah dapat menilai karakter seseorang dengan pertanyaan sesimpel itu.

Mau sesimpel apapun, gue akan selalu berkeringat; deskripsi gue yang paling dewasa kalau ada teman lo yang nanya kaya gimana gue orangnya. Kayanya untuk beberapa kali gue berhasil membuat Sica bingung kenapa diruang ber-AC ini muka gue banjir.

Ada pertanyaan yang dengan lancar bisa gue jawab, ada pula yang harus gue "em... em..."-kan. Dari semuanya, fair & square lah menurut gue hehe.

Disaat wawancara, Sica sempat menanyakan media gue, Ournalism, dan menayangkan situsnya di layar flat-screen office Wego. "Wah Ournalism ditayangkan di office Wego!", dalam hati gue (jujur lho nih). Seselesai wawancara, gue dikabarin Sica kalau mereka akan mengumumkan hasilnya besok at latest.

Di lobby tempat daydreaming gue, gue melihat tiga anak muda yang siap untuk diwawancara setelah gue. Nggak ada satupun yang gue kenal. Semoga kalau diterima, mereka asik, amin, hehe.

Gue pun kembali ke halte TransJakarta setelah semuanya beres. Namun salah naik busway karena lagi asik mendengar lagu Carry On-nya Fun.

Untung aja gue turun di halte pertama (kalau nggak, gue bakal nyasar sampai ke Monas).

Di Sudirman, gue cukup menunggu lama sampai keretanya datang. Selama perjalanan, yang ada dipikiran gue cuma satu, "diterima nggak ya, diterima nggak ya".... Mau dengar lagu metal, pop, K-pop, house, atau apa kek, pikiran gue akan selalu melontarkan pertanyaan itu berulang kali.

Yasudahlah. Lupakan saja. Toh kalau nggak diterima, gue ada waktu yang lebih longgar buat menyelesaikan skripsi...

Disaat gue ngantuk dalam perjalanan dari Tanah Abang ke Serpong, gue tiba-tiba bangun karena kaget melihat ibu-ibu yang mengotong bayinya didepan gue tiba-tiba melepas kancing bajunya dan menyusui anaknya. Maksud gue, itunya jelas banget! Oh man, speaking of social etiquette, is this even appropriate?

Biar nggak terlihat seperti seorang pervert, gue merem dan pura-pura tidur, biar ibunya nggak terganggu juga (mengingat gue juga nggak pengen dilihat kalau gue jadi dia hehe).

Dari Sate Padang Menjadi Tongseng

Tiba dirumah. Jarum jam udah menyentuh angka 11. Aah, akhirnya sampai juga. Habis beres-beres, melototin makanan dan minuman didapur, buka-buka internet, main tab, gue kemudian terlentang diatas karpet bagaikan ikan hiu yang terdampar dari lautan Samudera Hindia.

Bangun-bangun udah Jum'at siang! (Aslinya, ada beberapa kejadian di Kamis malam dan Jum'at pagi, tapi karena gue capek ngetik, langsung gue lompatin kesini aja ya). Sore ini, Sate Padang yang kemarin dikirim Sica secara online telah berubah menjadi Tongseng, makin mak nyus!

Tongseng ini juga dikirim sama Sica. Isinya adalah, diantara 300 pelamar, gue telah lolos menjadi intern Wego Indonesia tahun ini! Woohoo!!!

Semua akan dimulai pada Senin depan. Tunggu cerita petualangan jurnalistik gue ya!

Salam :)

No comments:

Post a Comment